v TAHAPAN – TAHAPAN KEGIATAN DESAIN
PRODUK
Seorang
product designer harus melalui tahapan – tahapan dalam merencanakan suatu
produk, tahapan tersebut yaitu :
Ø Memformulasikan hasil marketing
research
Adapun
yang menjadi titik tolak dalam tahapan kegiatan Desain Produk adalah riset
pemasaran. Untuk mengetahui produk yang diinginkan pelanggan, product designer
dapat memperoleh data dari riset pemasaran yang langsung berhubungan dengan
pelanggan. Riset ini dilakukan baik untuk produk yang betul – betul baru maupun
untuk produk yang sudah ada.
Pengembangan
suatu riset dalam perusahaan akan menghasilkan sebuah gagasan atau ide untuk
membuat suatu produk, dimana ide tersebut diperoleh dari data yang didapatkan
saat riset itu sendiri dilakukan. Dalam riset pembuatan produk baru atau
pengembangan produk yang sudah ada, perusahaan harus mempertimbangkan hal – hal
sebagai berikut :
·
Keinginan pelanggan dalam hal kegunaan, kualitas, modal dan
warna dari produknya denga tidak mengabaikan penentuan harga
·
Biaya dari pembuatan produk baru atau pengembangan dari
produk yang sudah ada apakah perusahaan mampu untuk membayarnya.
·
Untuk hal – hal tersebut diatas, maka riset ini perlu
ditunjang dengan faktor – faktor yang berupa waktu untuk menjalankan
penelitian, mencari informasi atau keterangan berdasarkan pengalaman.
Ø Mempertimbangkan kemampuan fasilitas
perusahaan
Untuk
melaksanakan kegiatan pembuatan suatu produk, maka desainer harus
mempertimbangkan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, diantaranya : tenaga
kerja, mesin – mesin, peralatan penunjang dan perkakas lainnya. Dalam membuat
produk, desainer harus mempertimbangkan biaya yang seekonomis mungkin.
Ø Membuat sketsa
Dalam
membuat sketsa, bentuk dari produk yang akan dibuat akan terlihat jelas satu
dengan yang lainnya. Sketsa tersebut dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan
gambar kerja ( blue Print ), sketsa dari masing – masing produk walaupun sketsa
ini tidak menunjukan ukuran – ukuran yang sebenarnya, tapi dapat terlihat dal
skala perbandingan.
Ø Membuat gambar kerja
Pembuatan
gambar kerja ini adalah merupakan tahap akhir dalam kegiatan Desain Produk,
dimana dalam gambar kerja ini dapat digambarkan bentuk dan ukuran yang
sebenarnya dengan skala yang diperkecil. Selain itu, dalam gambar kerja juga
diperlihatkan bahan – bahan yang akan dipergunakan dalam pembuatan produk
tersebut. Setelah gambar kerja tersebut selesai dirancang, kemudian diserahkan
kepada pelaksana kegiatan untuk segera dipelajari dan dikerjakan lebih lanjut
cara proses produksinya.
v FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DESAIN PRODUK
Ø Fungsi Produk
Setiap
produk yang akan dihasilkan mempunyai fungsi atau kegunaan yang berbeda, hal
ini tergantung untuk keperluan apa produk itu dibuat. Dengan demikian bahwa
desain produk itu berhubungan bentuk dan fungsi dari suatu produk. Keduanya
memegang peranan penting dalam menentukan suatu desain produk yang pada
dasarnya untuk memberikan kepuasan yang maksimal bagi konsumen atau pelanggan
baik segi kualitan maupun segi kuantitas.
Ø Standar dan Spesifikasi Desain
·
Sambungan – sambungan | Dalam hal ini perusahaan harus
merencanakan bagaimana menyambung bagian-bagian supaya tidak terlihat ada
bagian yang kosong.
·
Bagian | Bagian ini berfungsi untuk menyesuaikan ukuran
keserasian desain disambung dengan bagian lainnya, sehingga apabila
disatukan menjadi satu kesatuan yang kuat
·
Bentuk | Pada waktu mendesain bentuk perlu diperhatikan
mengenai keindahan dengan penyesuaian menurut fungsi dan kegunaannya.
·
Ukuran | Yaitu merencanakan ukuran yang seimbang dari bagian
– bagian produk secara keseluruhan.
·
Mutu | Mutu suatu produk harus disesuaikan menurut fungsi
produk tersebut, apabila akan digunakan dalam jangka waktu lama, maka mutu
produk tersebut harus tinggi bila dibandingkan dengan produk yang akan digunakan
dalam jangka waktu yang pendek.
·
Bahan | Apabila produk yang akan digunakan ingin mempunyai
mutu yang baik, maka bahan yang dipergunakan pun harus dapat menunjang agar
semua yang diharapkan dapat terwujud dan pelanggan merasakan kepuasan
tersendiri.
·
Warna | Warna mempunyai arti tersendiri bagi konsumen,
karena tiap orang mempunyai ciri dan kesukaan yang khas terhadap warna
tertentu. Dan hal inilah yang harus dicermati oleh perusahaan agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
Ø Tanggung jawab Produk
Ini
adalah merupakan salah satu tanggung jawab dari produsen sebagai pembuat produk
kepada konsumen akan keselamatan dan kenyamanan pemakai produk tersebut. Oleh
karena itu faktor ini menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan oleh perusahaan
pada waktu mendesain produk tersebut.
Ø Harga dan Volume
Harga
dihubungkan dengan jumlah produk yang akan dibuat, untuk produk yang akan
dibuat berdasarkan pesanan biasanya harga jualnya akan berbeda dengan
produk yang dibuat untuk dipasakan kepada konsumen luas yang harganya relatif
lebih murah sehingga desain produknya akan berbeda pula.
Ø Prototype
Prototype
merupakan model produk yang pertama yang akan dibuat, prototype ini
memperlihatkan bentuk serta fungsi yang sebenarnya, sehingga sebelum perusahaan
memproduksi maka prototype diusahakan untuk dibuat terlebih dahulu.
Dari
pengujian prototype tersebut, apabila lulus uji coba mungkin memberikan
gambaran mengenai perubahan-perubahan yang perlu dilakukan serta sebagai
informasi dalam penyusunan terakhir desain produk.
v ALUR DAN PROSES KERJA PEMBUATAN
PROTOTYPE PRODUK BARANG/JASA
Ø Diagram Alur Proses Produksi
(Production Flow Chart Diagram)
Diagram
alur proses produksi ini harus dibuat secara jelas terlebih dahulu sebelum
suatu proses produksi dijalankan. Berdasarkan diagram alur proses produksi
tersebutlah pengetesan dan monitoring atas barang dalam proses produksi (work
in process) harus dilakukan agar produk akhir bermutu sesuai dengan rencana.
Seandainya timbul variasi mutu pun, tingkat toleransinya dari penyimpan masih
dalam batas-batas yang dapat diterima. Artinya, melalui tes-tes pada berbagai
tahapan proses produksi harus dilakukan agar bila terjadi komponen atau barang
yang cacat (defect) dapat segera diketahui untuk segera ditindak lanjuti. Masing-masing
jenis industri manufaktur mempunyai diagram alur proses produksi yang berbeda
satu sama lain karena produk yang harus dihasilkan berbeda. Bahkan untuk produk
yang sejenis pun, diagram alur proses produksinya belum tentu persis sama
karena masing-masing mempunyai ciri khas atau spesifikasi sendiri-sendiri.
Diagram
alur proses produksi yang berbeda produk, misalnya diagram alur proses produksi
tekstil sama sekali berbeda dengan diagram alur proses produksi pembuatan
obat-obatan (farmasi). Akan tetapi, walaupun sama-sama industri manufaktur
farmasi (obat-obatan), diagram alur proses produksinya dapat berbeda, misalnya
yang satu berbentuk tablet, sedangkan yang lain berbentuk cair.
Ø Prosedur pengawasan mutu produk
Pengawasan
atas mutu suatu barang hasil produksi, seyogyanya meliputi pengetahuan hal-hal
berikut:
- Kerusakan dan Mutu Produk
Seperti telah dijelaskan bahwa suatu
barang (jasa) dibuat melalui suatu proses. Proses pembuatan tersebut
disesuaikan dengan bentuk dan mutu barang yang ingin dihasilkan.
- Mencegah atau Menghindarkan
Terjadinya Kerusakan Barang (produk)
Kiat utama dari pencegahan kerusakan
suatu produk sebenarnya sangat sederhana saja, yakni kerusakan harus dicegah
sebelum terjadi.
- Kendali Mutu Terpadu
Uraian di atas menunjukkan bahwa
mencegah terjadinya kerusakan produk selama proses produksi, berarti mengadakan
suatu rangkaian kegiatan terpadu dalam pengendalian mutu. Bila ada pengendalian
atau controlling atas mutu tentunya harus dimulai sejak perencanaan (planning)
mutu produk bersangkutan. Antara tahap perencanaan dan tahap seperti
pengorganisasian (organizing) dan pelaksanaan (actuating) harus disertai
pengawasan mutu. Hal ini memberi gambaran bahwa manajemen mutu (quality
management) meliputi berbagai apsek keikutsertaan (participation) dari berbagai
pihak di dalam perusahaan yang menghasilkan suatu produk yang mutunya harus
dikendalikan.
Ø Jenis-jenis pengawasan mutu produk
- Pemantauan
Mutu Bahan-Bahan
Apakah bahan baku yang digunakan
sesuai dengan mutu yang direncanakan? Hal ini perlu diamati sejak rencana
pembelian bahan, penerimaan bahan di gudang, penyimpanan di gudang, sampai
dengan saat bahan baku tersebut akan digunakan.
- Pemantauan
Proses Produksi
Bahan baku yang telah diterima di
gudang, selanjutnya akan diproses dalam mesin-mesin produksi untuk diolah
menjadi barang jadi. Dalam hal ini, selain cara kerja peralatan produksi yang
mengolah bahan baku dipantau, juga hasil kera mesin-mesin tersebut dipantau
agar menghasilkan barang sesuai yang direncanakan.
- Pemantauan
Produk Jadi
Pemeriksaan atas hasil produksi jadi
untuk mengetahui apakah produk sesuai dengan rencana ukuran dan mutu atau
tidak. Sekaligus untuk mengetes mesin yang mengolah selama proses produksi.
Bila produk atau produk setengah jadi sesuai dengan bentuk, ukuran, dan mutu
yang direncanakan maka produk-produk tersebut dapat digudangkan.
Selanjutnya dipasarkan
(didistribusikan). Namun bila terdapat barang yang cacat maka barang tersebut
harus dibuang atau remade dan mesin perlu disetel kembali agar beroperasi
secara akurat.
- Pemantauan
Pengepakan
Bungkus dapat merupakan alat untuk
melindungi barang agar tetap dalam kondisi sesuai dengan mutu.
Ø Pemecahan masalah mutu dengan
statistik
Metode
statistik diketahui telah digunakan sejak lama dalam rangka membantu perusahaan
dalam masalah tertentu yang kompleks. Walaupun demikian, metode statistik
sebenarnya mempunyai ketentuan tertentu dalam pelaksanaannya. Suatu hal yang
perlu diketahui adalah bahwa dalam industri ternyata statistik merupakan salah
satu alat untuk pengendalian mutu, termasuk dalam pencegahan kerusakan barang
(defect prevention).
Alasan
digunakan metode statistik dalam pengawasan mutu adalah sebagai berikut:
·
Menghitung jumlah kerusakan barang dalam proses produksi.
·
Kerusakan atau cacatnya barang, sebenamya merupakan akibat
terjadinya penyimpangan (variasi atau deviasi) dalam proses produksi. Metode
statistik dapat memberi gambaran tentang penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Misalnya, produk yang dihasilkan
dari suatu proses yang tidak mengalami penyimpangan (deviasi), tentu saja
produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Akan tetapi, mengingat proses
produksi merupakan kombinasi mesin-mesin dan orang-orang maka bisa terjadi
kekeliruan sehingga produk yang dihasilkan mengalami penyimpangan (deviasi).
Dalam hal yang terakhir inilah peranan statistik untuk mengurangi terjadinya
penyimpangan, yang berarti pula mengurangi kerusakan produk akhir.
Secara umum dari metode statistik
dapat diperoleh suatu gambaran tentang data sampel yang dianalisis. Gambar
tersebut dapat memberikan visualisasi dengan jelas tentang data tersebut
sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan (kerusakan) atau tidak.
Dari hal pengendalian mutu, peranan
seorang supervisor mutu sangat berperan terutama dalam hal mengumpulkan data
statistik, menganalisis, dan menyimpulkannya. Seorang supervisor mutu dapat
memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada pihak manajemen tentang hasil
produk, apakah di bawah atau sesuai dengan standar mutu yang direncanakan.
Ø Alat kendali mutu
Dengan
Statistic Quality Control diperoleh alat bantu kendali mutu berupa diagram dan
histogram.
- Diagram
Pengendati Mutu (Quality Control Chart)
Dari tiap jenjang dalam DAP, Anda,
dapat membuat suatu rencana kerja pemantauan agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan mutu yang direncanakan. Pada tahap ini Anda, membuat suatu control chart
(diagram pengendali) yang dapat digunakan untuk memperoleh gambar atau diagram
sebab akibat (DSA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Cause and
Effect Diagram (CED).
- Histogram
Dari diagram kontrol (diagram
kendali) yang dik:umpulkan secara statistik pada berbagai tahap atau jenjang
kegiatan, Anda, kemudian dapat membuat suatu histogram mutu. Bila terdapat
penyimpangan, Anda akan mengetahui berapa besar penyimpangannya dan faktor apa
yang menyebabkannya. Selanjutnya, mungkin perlu dibuat suatu tindakan koreksi
atau. perbaikan.
- Peranan
Komputer
Secara umum dapat dikemukakan di
sini bahwa berbagai kegiatan pengendalian, terutama pada perusahaan besar,
seyogianya menggunakan program komputer sesuai dengan kebutuhan. Tetapi, patut
Anda ketahui bahwa komputer hanyalah merupakan alat bantu analisis. Adapun
faktor yang penting dalam pengendalian mutu, adalah manusia.